Jika sedang kebingungan di Singapura, jangan bertanya kepada orang-orang ini

Singapore Orchard Road



Apakah kalian pernah ke Singapura dan mengalami kebingungan mencari tempat? Misalnya kalian baru keluar dari stasiun MRT kemudian ingin mencari hotel tempat kalian menginap atau mencari alamat yang lebih spesifik. Ada tips-tips dari saya agar kalian bisa bertanya kepada orang yang tepat. Karena jika bertanya kepada orang yang tidak tepat, bukannya mendapat jawaban yang benar, malah sama-sama kebingungan.

Berikut ini adalah orang-orang yang tidak boleh anda tanyai ketika sedang kebingungan di Singapura:

1. Orang-orang Bangla

Saya sedang tidak menyinggung tentang rasisme, bukan, sama sekali tidak ada hubungannya dengan isu rasial. Mengapa saya tidak menyarankan kalian bertanya kepada orang-orang Bangladesh karena mereka kemungkinan besar tidak akan tahu menahu hal yang detail tentang Singapura. Ya, kebanyakan orang Bangla adalah pekerja migran yang hanya tinggal sementara di Singapura. Ibaratnya kalian orang dari Jawa Tengah kemudian bekerja di Manado untuk 3 atau 5 tahun. Mungkin kalian bisa paham garis besarnya kota Manado, tetapi tidak begitu paham detail seperti penduduk asli Manado. Memang ada sebagian orang Bangla yang mungkin hafal sangat detail tentang Singapura, tapi saya rasa tidak terlalu banyak. Atau kalian mau coba? Silahkan.

2. Sesama Turis

Kalian turis kemudian bertanya kepada sesama turis, hehehehe sebaiknya jangan yah. Karena mereka juga tidak tahu seluk beluk Singapura, kecuali turis yang sudah berulang kali ke Singapura. Apalagi jika turis yang kalian tanya adalah orang Barat, Jepang, Tiongkok, India atau Korea. 

3. Penduduk lokal yang sudah tua

Teman saya pernah bertanya alamat kepada seorang penduduk lokal Singapura yang sudah kakek-kakek. Bukannya mendapat jawaban yang memuaskan, kakek tersebut malah kebingungan sendiri? Loh, kenapa? Ya, karena sang kakek tidak bisa berbahasa Inggris.  Sang Kakek tersebut adalah etnis Tionghoa yang sehari-hari berbahasa sesuai kaumnya. Padahal rombongan kami saat itu juga kebanyakan masih keturunan Tionghoa, tetapi ga bisa pakai bahasa Mandarin, Kanton, atau Hokkien, hahahahaha. Nah, kalian harus paham bahwa tidak semua orang Singapura bisa berbahasa Inggris, terutama yang sudah uzur. Kalau beruntung kalian bisa bertanya kepada orang Melayu karena pasti nyambung jika kita berbahasa Indonesia. Tetapi agak sulit dibedakan yah antara Melayu Singapura dengan orang Malaysia atau Indonesia.

4. Penjual atau karyawan yang sedang sibuk

Terkadang kita lihat ada pekerja, penjual dagangan atau karyawan restauran yang sedang sibuk. Sebaiknya jangan tanya ke mereka yah, karena mungkin pertanyaan kita bisa mengganggu waktunya.



Jadi kalau sudah demikian, kita harus bertanya kepada siapa donk?

Singapore Flyer




1. Penduduk lokal yang masih muda

Umumnya anak-anak milenial atau orang yang belum terlalu tua pasti bisa berbahasa Inggris. Kalau kalian berada di  keramaian stasiun MRT mereka bisa dibedakan dengan turis dari penampilannya. Carilah orang yang berwajah asia, bisa Tionghoa, Melayu atau bahkan India yang berpenampilan seperti sedang pergi bekerja ke kantor. 

2. Para petugas

Di tempat-tempat umum banyak petugas yang sedang bekerja, misalnya di stasiun MRT, Bandara, dan sebagainya. Mereka umumnya paham seluk beluk Singapura. Dan bahkan di area bandara banyak para petugas atau pekerja yang menguasai minimal 2 sampai 3 bahasa, baik Mandarin, Melayu dan Inggris.

3. Tanya Google

Hahahah, jika kalian sangat pemalu, tidak bisa bahasa Inggris apalagi Mandarin, pilihlah Google sebagai 'pria' yang serba tahu apapun. Mencari lokasi, mencari alamat, mencari nomor bus, mencari jalur MRT, semua ada di Google. Manfaatkanlah fitur-fitur seperti Google Maps, baik versi peta, satelit maupun street view. Di Singapura informasi lokasi sangatlah lengkap bahkan sangat akurat.









Komentar