Pertengahan tahun 2020 ditengah Pandemi Covid-19, ada berita dari Turki yang menyatakan bahwa pemerintah melalui pengadilan Turki menyetujui mengenai perubahan status Museum Hagia Sophia berubah alih menjadi masjid. Keputusan ini sebenarnya merupakan usulan presiden Recep Tayyip Erdogan. Perlu diketahui bahwa Hagia Sophia adalah salah satu gereja yang dibangun pada masa Kekaisaran Romawi Byzantium sekitar abad ke 6. Sebelum menjadi masjid abad ke 15, Hagia Sophia sempat dipegang oleh komunitas Kristen Yunani Orthodox, kemudian pernah di pegang oleh Katolik Roma, kemudian menjadi gereja Kristen Yunani Orthodox lagi. Karena merupakan gereja ritus timur, tidak mengherankan terdapat ikon-ikon khas Kristen Orthodox di dalam Hagia Sophia.
Tidak ada protes besar dari dunia Kristen
Ada banyak respon dari dunia Kristen mengenai perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Namun uniknya tidak ada respon berlebih seperti protes melalui demonstrasi sambil bakar ban, atau lempar batu apalagi sampai seruan perang dari negara mayoritas Kristen maupun ormas Kristen. Sepertinya umat Kristen lebih cerdas dalam menyikapi berbagai hal dengan tidak mengandalkan emosi. Respon yang agak lumayan mendapat perhatian praktis hanya berasal dari komunitas Orthodox Yunani. Konon mereka akan menjadikan bekas rumah Mustafa Kemal Attaturk (bapak negara Turki modern) sebagai museum Genosida. Bahkan sampai artikel ini saya publikasikan, ada berita mengenai Gubernur regional pulau-pulau Aegean, Costas Moutzouris yang memberi perintah untuk menghentikan pekerjaan restorasi masjid tua bernama masjid Valide di pulau Lesbos. masjid ini dibangun pada tahun 1600an oleh Sultan Ahmed III untuk menghormati ibunya, Emetullah Rabi'a Gulnus Sultan. Link berita masjid Valide .
Gereja Katolik Roma pun tidak mengeluarkan statemen yang keras mengecam, hanya pidato ungkapan kededihan dari Paus Fransiskus mengenai Hagia Sophia. Link berita Paus Fransiskus .
Bagaimana dengan Rusia yang juga memiliki komunitas Orthodox yang sangat besar? Pun sama saja, tidak ada statemen dari pemerintah dan menganggap itu adalah masalah intern Turki. Lalu Amerika Serikat sang negara adidaya pun tidak ada respon serius, hanya statemen kekecewaan disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Morgan Ortagus. Link berita Amerika Serikat .
2 Pandangan Kekristenan tentang bangunan Hagia Sophia
Jika ada yang bertanya mengapa tidak ada reaksi yang berlebihan dari umat Kristen tentang perubahan status Hagia Sophia? apakah gereja tersebut bukan merupakan tempat suci seperti masjid Nabawi bagi umat Islam, atau tembok barat Yerusalem bagi umat Yahudi? Ternyata tidak. Ya, anda tidak salah membaca, memang tidak ada tempat atau bangunan suci bagi umat Kristen yang berpegang pada ajaran Alkitab. Bagi orang yang sudah sungguh-sungguh mempercayai Kristus sebagai juruselamat, dimuka bumi tidak ada sejengkal tanah yang suci dan harus dipertahankan mati-matian. Bahkan Yesus pernah berkata pada orang-orang Yahudi mengenai akan hancurnya Bait Suci Yerusalem. Nubuat ini diucapkan oleh Yesus dan dicatat dalam seluruh tiga Injil Sinoptik: Matius 22:23-34, Markus 13:1-2 dan Lukas 21:5-6. Kesucian Bait Yerusalem yang disebut Kenisah sudah digenapkan dengan kedatangan Mesias, karena yang suci di alam semesta ini bukan lagi bangunan atau tanah, melainkan hanyalah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah yang disebut Tritunggal Maha Kudus.
Lalu mengapa dalam budaya Kristen sering dikatakan bahwa Israel adalah tanah suci? Sebenarnya ini lebih merupakan istilah dalam promosi pariwisata. Sering tertulis dalam penawaran di internet dari agen perjalanan wisata "Paket Tour Holyland Israel". Namun pada hakekatnya umat Kristen pun paham bahwa sebenarnya tanah di Israel sekarang bukanlah tanah suci. Perjalanan ke Israel lebih merupakan tour atau kegiatan darmawisata sejarah saja dimana orang-orang bisa melihat tempat Yesus lahir, disalibkan dan tempat-tempat yang tertulis dalam Alkitab. Tidak ada ritual ibadah khusus saat tour ke Israel.
Anda harus memahami bahwa ada dua pandangan tentang Hagia Sophia, yaitu pandangan Rohani dan pandangan Duniawi. Dalam pandangan Rohani, Hagia Sophia bukanlah tanah suci, bukan pula bangunan suci. Tidak ada beban bagi umat Kristen untuk merebut kembali dan menjadikannya sebagai gereja. Sedangkan dalam pandangan duniawi, beban untuk mengubah Hagia Sophia menjadi gereja bukanlah menjadi syariat Kekristenan, tetapi kemungkinan hanya sebagai pengembalian warisan budaya kuno dari komunitas Orthodox saja. Itulah mengapa reaksi yang agak keras hanya berasal dari komunitas Orthodox, khususnya Yunani. Hagia Sophia dianggap sebagai simbol peradaban maju pada jaman Byzantium dan merupakan salah satu ikon Kekristenan Orthodox.
1 Hagia Sophia hilang, 1000 gereja lain berdiri
Dengan penjelasan tentang pandangan Rohani dan Duniawi tentang Hagia Sophia maka memang sangat tepat bahwa umat Kristen sebenarnya tidak perlu terlalu marah apalagi sampai demo sambil bakar ban. Yang perlu anda sadari bahwa hilangnya Hagia Sophia tahun 1453 sebagai gereja, umat Kristen sudah mendapatkan gantinya bahkan berkali-kali lipat. Cobalah untuk melihat ke timur lagi, ada banyak sekali bangunan gereja-gereja baru yang dibangun di selama 200 sampai 300 tahun belakangan. Di Korea Selatan jika pada 100 tahun lalu hanya sedikit sekali umat Kristen, ditahun 2020 negeri gingseng ini sudah memiliki komunitas Kristen sekitar 30%. Sudah melebihi jumlah umat Buddha. Di Seoul terdapat sebuah gereja besar bernama Yoido Full Gospel Church yang diresmikan tahun 1958. Konon Gereja Ini dianggap sebagai gereja Injili terbesar di dunia jika dilihat dari kapatitasnya. Di Singapura saat ini umat Kristen jumlahnya sudah melebihi jumlah muslim. Gereja besar berdiri bernama Katedral St.Andrew yang merupakan gereja Anglikan. Gereja ini menjadi salah satu ikon wisata Singapura yang sangat luas dan besar.
Di Indonesia sendiri juga berdiri gereja-gereja baru yang dibangun selama 50 tahun belakangan. Ada Gereja Bethany Surabaya yang disebut-sebut sebagai gereja terbesar di Asia Tenggara, sama seperti masjid Istiqlal yang menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara. Kapatitas Bethany Surabaya ini diperkirakan mencapai 35 ribu orang, hampir sama seperti stadion. Gereja besar lain juga berdiri di Kemayoran, Jakarta bernama Katedral Mesias yang bernaung dibawah organisasi Gereja Reformed Injili Indonesia. Selain Korea, Indonesia dan Singapura, negara India juga memiliki perkembangan gereja yang pesat. Diwilayah Punjab yang dekat dengan negara Pakistan berdiri gereja besar Church of Signs and Wonders, kemudian Calvary Temple di Hyderabad. Masih banyak lagi gereja-gereja yang besarnya melebihi Hagia Sophia berdiri, baik itu dibangun pada jaman kuno maupun abad modern.
Fenomena melonjaknya umat Kristen yang signifikan selain di Korea Selatan, ternyata menimpa Republik Rakyat China. Pemerintah komunis China ternyata sudah mulai memberikan sedikit "nafas lega" bagi umat beragama. Umat Kristen memang tidak lagi diburu dan dianiaya oleh pemerintah China namun tetap dengan pengawasan ekstra ketat. Apalagi hanya sangat sedikit sekali organisasi Kristen yang diakui oleh pemerintah. Pada data Wikipedia dikatakan bahwa pemerintah China menyatakan pada 2018 bahwa ada lebih dari 44 juta orang Kristen di Cina. Kemungkinan angka ini belum termasuk gerakan-gerakan Kekristenan 'bawah tanah' yang jumlahnya konon bisa mencapai jutaan. Kelompok bawah tanah ini biasa mengadakan kegiatan kebaktian di rumah-rumah. Angka ini memang tidak sebanding dengan populasi total China yang mencapai 1,4 miliar jiwa. Link Data
Memang ada rasa kekecewaan besar yang melanda sebagian umat Kristen dunia. Namun sebenarnya yang kesedihan lebih besar justru bukan pada umat Kristen, melainkan pada kaum muslim karena gara-gara Perang Dunia 1 mereka jadi kehilangan Kekhalifahan yang selama ribuan tahun menaungi umat muslim dunia. Turki di masa lalu menguasai 3 benua, Asia, Afrika dan Eropa, khususnya Balkan. Namun sejak beberapa ratus tahun belakangan wilayah-wilayah Turki sudah sukses direbut kembali oleh pejuang lokal. Yunani merdeka sejak abad 19, begitu juga negara-negara Eropa seperti Makedonia, Bulgaria, Serbia, Rumania dan lain-lain yang sukses mengusir penjajah Turki di tanah mereka. Salah satu perang terburuk yang dihadapi Turki Ottoman adalah perang Rusia-Turki tahun 1877-1878 dimana Turki banyak sekali kehilangan wilayah. Semangat nasionalisme juga menaungi dunia Arab di awal abad 20 dimana penduduk pribumi jazirah Arab sukses mendirikan negara sendiri. Praktis berdirinya negara Saudi modern merupakan penerus dari negara Saudi pertama yang sudah pernah berdiri pada abad 18 dibawah pimpinan Muhammad bin Abdul Aziz.
Tidak ada protes besar dari dunia Kristen
Ada banyak respon dari dunia Kristen mengenai perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Namun uniknya tidak ada respon berlebih seperti protes melalui demonstrasi sambil bakar ban, atau lempar batu apalagi sampai seruan perang dari negara mayoritas Kristen maupun ormas Kristen. Sepertinya umat Kristen lebih cerdas dalam menyikapi berbagai hal dengan tidak mengandalkan emosi. Respon yang agak lumayan mendapat perhatian praktis hanya berasal dari komunitas Orthodox Yunani. Konon mereka akan menjadikan bekas rumah Mustafa Kemal Attaturk (bapak negara Turki modern) sebagai museum Genosida. Bahkan sampai artikel ini saya publikasikan, ada berita mengenai Gubernur regional pulau-pulau Aegean, Costas Moutzouris yang memberi perintah untuk menghentikan pekerjaan restorasi masjid tua bernama masjid Valide di pulau Lesbos. masjid ini dibangun pada tahun 1600an oleh Sultan Ahmed III untuk menghormati ibunya, Emetullah Rabi'a Gulnus Sultan. Link berita masjid Valide .
Umat Kristen Orthodox |
Gereja Katolik Roma pun tidak mengeluarkan statemen yang keras mengecam, hanya pidato ungkapan kededihan dari Paus Fransiskus mengenai Hagia Sophia. Link berita Paus Fransiskus .
Bagaimana dengan Rusia yang juga memiliki komunitas Orthodox yang sangat besar? Pun sama saja, tidak ada statemen dari pemerintah dan menganggap itu adalah masalah intern Turki. Lalu Amerika Serikat sang negara adidaya pun tidak ada respon serius, hanya statemen kekecewaan disampaikan oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri, Morgan Ortagus. Link berita Amerika Serikat .
2 Pandangan Kekristenan tentang bangunan Hagia Sophia
Jika ada yang bertanya mengapa tidak ada reaksi yang berlebihan dari umat Kristen tentang perubahan status Hagia Sophia? apakah gereja tersebut bukan merupakan tempat suci seperti masjid Nabawi bagi umat Islam, atau tembok barat Yerusalem bagi umat Yahudi? Ternyata tidak. Ya, anda tidak salah membaca, memang tidak ada tempat atau bangunan suci bagi umat Kristen yang berpegang pada ajaran Alkitab. Bagi orang yang sudah sungguh-sungguh mempercayai Kristus sebagai juruselamat, dimuka bumi tidak ada sejengkal tanah yang suci dan harus dipertahankan mati-matian. Bahkan Yesus pernah berkata pada orang-orang Yahudi mengenai akan hancurnya Bait Suci Yerusalem. Nubuat ini diucapkan oleh Yesus dan dicatat dalam seluruh tiga Injil Sinoptik: Matius 22:23-34, Markus 13:1-2 dan Lukas 21:5-6. Kesucian Bait Yerusalem yang disebut Kenisah sudah digenapkan dengan kedatangan Mesias, karena yang suci di alam semesta ini bukan lagi bangunan atau tanah, melainkan hanyalah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Inilah yang disebut Tritunggal Maha Kudus.
Lalu mengapa dalam budaya Kristen sering dikatakan bahwa Israel adalah tanah suci? Sebenarnya ini lebih merupakan istilah dalam promosi pariwisata. Sering tertulis dalam penawaran di internet dari agen perjalanan wisata "Paket Tour Holyland Israel". Namun pada hakekatnya umat Kristen pun paham bahwa sebenarnya tanah di Israel sekarang bukanlah tanah suci. Perjalanan ke Israel lebih merupakan tour atau kegiatan darmawisata sejarah saja dimana orang-orang bisa melihat tempat Yesus lahir, disalibkan dan tempat-tempat yang tertulis dalam Alkitab. Tidak ada ritual ibadah khusus saat tour ke Israel.
Anda harus memahami bahwa ada dua pandangan tentang Hagia Sophia, yaitu pandangan Rohani dan pandangan Duniawi. Dalam pandangan Rohani, Hagia Sophia bukanlah tanah suci, bukan pula bangunan suci. Tidak ada beban bagi umat Kristen untuk merebut kembali dan menjadikannya sebagai gereja. Sedangkan dalam pandangan duniawi, beban untuk mengubah Hagia Sophia menjadi gereja bukanlah menjadi syariat Kekristenan, tetapi kemungkinan hanya sebagai pengembalian warisan budaya kuno dari komunitas Orthodox saja. Itulah mengapa reaksi yang agak keras hanya berasal dari komunitas Orthodox, khususnya Yunani. Hagia Sophia dianggap sebagai simbol peradaban maju pada jaman Byzantium dan merupakan salah satu ikon Kekristenan Orthodox.
1 Hagia Sophia hilang, 1000 gereja lain berdiri
Gereja Orthodox Rusia di Moscow yang terkenal |
Dengan penjelasan tentang pandangan Rohani dan Duniawi tentang Hagia Sophia maka memang sangat tepat bahwa umat Kristen sebenarnya tidak perlu terlalu marah apalagi sampai demo sambil bakar ban. Yang perlu anda sadari bahwa hilangnya Hagia Sophia tahun 1453 sebagai gereja, umat Kristen sudah mendapatkan gantinya bahkan berkali-kali lipat. Cobalah untuk melihat ke timur lagi, ada banyak sekali bangunan gereja-gereja baru yang dibangun di selama 200 sampai 300 tahun belakangan. Di Korea Selatan jika pada 100 tahun lalu hanya sedikit sekali umat Kristen, ditahun 2020 negeri gingseng ini sudah memiliki komunitas Kristen sekitar 30%. Sudah melebihi jumlah umat Buddha. Di Seoul terdapat sebuah gereja besar bernama Yoido Full Gospel Church yang diresmikan tahun 1958. Konon Gereja Ini dianggap sebagai gereja Injili terbesar di dunia jika dilihat dari kapatitasnya. Di Singapura saat ini umat Kristen jumlahnya sudah melebihi jumlah muslim. Gereja besar berdiri bernama Katedral St.Andrew yang merupakan gereja Anglikan. Gereja ini menjadi salah satu ikon wisata Singapura yang sangat luas dan besar.
Di Indonesia sendiri juga berdiri gereja-gereja baru yang dibangun selama 50 tahun belakangan. Ada Gereja Bethany Surabaya yang disebut-sebut sebagai gereja terbesar di Asia Tenggara, sama seperti masjid Istiqlal yang menjadi masjid terbesar di Asia Tenggara. Kapatitas Bethany Surabaya ini diperkirakan mencapai 35 ribu orang, hampir sama seperti stadion. Gereja besar lain juga berdiri di Kemayoran, Jakarta bernama Katedral Mesias yang bernaung dibawah organisasi Gereja Reformed Injili Indonesia. Selain Korea, Indonesia dan Singapura, negara India juga memiliki perkembangan gereja yang pesat. Diwilayah Punjab yang dekat dengan negara Pakistan berdiri gereja besar Church of Signs and Wonders, kemudian Calvary Temple di Hyderabad. Masih banyak lagi gereja-gereja yang besarnya melebihi Hagia Sophia berdiri, baik itu dibangun pada jaman kuno maupun abad modern.
Fenomena melonjaknya umat Kristen yang signifikan selain di Korea Selatan, ternyata menimpa Republik Rakyat China. Pemerintah komunis China ternyata sudah mulai memberikan sedikit "nafas lega" bagi umat beragama. Umat Kristen memang tidak lagi diburu dan dianiaya oleh pemerintah China namun tetap dengan pengawasan ekstra ketat. Apalagi hanya sangat sedikit sekali organisasi Kristen yang diakui oleh pemerintah. Pada data Wikipedia dikatakan bahwa pemerintah China menyatakan pada 2018 bahwa ada lebih dari 44 juta orang Kristen di Cina. Kemungkinan angka ini belum termasuk gerakan-gerakan Kekristenan 'bawah tanah' yang jumlahnya konon bisa mencapai jutaan. Kelompok bawah tanah ini biasa mengadakan kegiatan kebaktian di rumah-rumah. Angka ini memang tidak sebanding dengan populasi total China yang mencapai 1,4 miliar jiwa. Link Data
Katedral Anglikan Singapore Salah satu gereja terbesar Asia Tenggara |
Gereja Yoido Full Gospel Berkapasitas besar |
Gereja Chongyi di China Daratan |
Memang ada rasa kekecewaan besar yang melanda sebagian umat Kristen dunia. Namun sebenarnya yang kesedihan lebih besar justru bukan pada umat Kristen, melainkan pada kaum muslim karena gara-gara Perang Dunia 1 mereka jadi kehilangan Kekhalifahan yang selama ribuan tahun menaungi umat muslim dunia. Turki di masa lalu menguasai 3 benua, Asia, Afrika dan Eropa, khususnya Balkan. Namun sejak beberapa ratus tahun belakangan wilayah-wilayah Turki sudah sukses direbut kembali oleh pejuang lokal. Yunani merdeka sejak abad 19, begitu juga negara-negara Eropa seperti Makedonia, Bulgaria, Serbia, Rumania dan lain-lain yang sukses mengusir penjajah Turki di tanah mereka. Salah satu perang terburuk yang dihadapi Turki Ottoman adalah perang Rusia-Turki tahun 1877-1878 dimana Turki banyak sekali kehilangan wilayah. Semangat nasionalisme juga menaungi dunia Arab di awal abad 20 dimana penduduk pribumi jazirah Arab sukses mendirikan negara sendiri. Praktis berdirinya negara Saudi modern merupakan penerus dari negara Saudi pertama yang sudah pernah berdiri pada abad 18 dibawah pimpinan Muhammad bin Abdul Aziz.
Komentar
Posting Komentar