Tipikal atau ciri khas turis dari berbagai bangsa dan negara



Wah, menarik ya kalau menulis tentang tipikal atau ciri khas turis dari berbagai negara. 
Tulisan ini saya garap berdasarkan pengalaman saya sendiri ketika sedang traveling di dalam maupun luar negeri. Ya memang sih saya termasuk belum banyak mengunjungi negara-negara di luar negeri, hehe.. Tetapi tidak bisa menjadi acuan pasti ya, karena tentu saja setiap orang memiliki sifat berbeda-beda, ada yang baik dan ada yang buruk. Minimal bisa jadi bahan referensi biar temen-temen tidak kaget kalau bertemu orang asing. 

1. Turis Jepang & Korea

Kalau ke Singapura saya sering banget melihat turis-turis dari negara seperti Korea dan Jepang. Kok tau? Emang nanya? Ga sih, tetapi dari bahasanya sudah bisa ditebak kok. Walau tidak bisa berbahasa Jepang, Korea atau Mandarin, saya bisa nenebak dan membedakan antara ketiga bahasa tersebut. Bahasa mandarin terlihat dari banyaknya ucapan seperti Shi, Shu, She, bahasa Jepang bisa ditebak karna sama dengan film-film anime atau acara-acara di Youtube, hehehe ya pokoknya seperti itu lah. Nah, mengenai tipikal turis Jepang dan Korea saya kira hampir sama. Turis dari kedua negara ini penampilannya jelas bersih, rapih dan terbilang kalem. Mereka terkenal dengan ketertiban meski sedang diluar negaranya sendiri. Turis Jepang dan Korea kebanyakan hanya serombongan keluarga kecil, ayah, ibu dan anak. Atau jika pemuda pemudi biasanya dua, sampai 5 orang.Kecuali jika mereka dalam paket tour yang bisa sampai puluhan orang. So, turis dari kedua negara ini cukup fine fine saja sih menurut saya.

2. Turis Tiongkok/China

Tempat wisata dimana-mana sekarang dipenuhi orang Tiongkok. Maksudnya adalah RRT/RRC alias China Mainland (Beijing), bukan Republik Tiongkok Taipei. Karena banyak yang ga bisa membedakan antara Republik Rakyat Tiongkok dengan Republik Tiongkok. Yang saya lihat, Turis Tiongkok itu sering memenuhi tempat wisata, maksudnya dalam suatu tempat wisata jumlah mereka ada sangat banyak. Semisal di kawasan Merlion Park, menurut perkiraan saya adalah 60% berasal dari Tiongkok, sisanya berasal dari India, Indonesia, Thailand, Korea, Jepang dan negara-negara Barat. Memang, turis Tiongkok itu sering datang berombongan ramai-ramai, bisa sebagai tour anak sekolah, tour keluarga maupun tour reguler. Tipikal lainnya adalah, mereka sangat 'brutal' saat berfoto. Setiap sudut dan setiap spot dijadikan objek foto, dan gemar berselfie. Alhasil saya sering diminta untuk memotret mereka menggunakan ponsel oleh orang Tiongkok. Kalau hal ini kayaknya sama dengan turis asal Indonesia yah? hehehe.. Oh ya, satu hal lagi adalah berisiknya turis Tiongkok, bahkan saya pernah baca artikel di Merdeka.com bahkan pemerintah Swiss meluncurkan kereta khusus turis Tiongkok karena oleh warga lokal mereka dianggap terlalu berisik dan mengganggu sekitar. Link Berita . Ya memang sih, saya juga terganggu dengan kebrisikan mereka, apakah mereka setiap hari dirumahnya juga berisik?

3. Turis dari Eropa, Australia dan Amerika Utara

Dari wajahnya kan sudah terlihat yah turis dari benua biru, negeri kanguru dan negeri Paman Sam maupun Kanada. Tipikal turis dari negara-negara tersebut secara umum saya acungi jempol, khususnya dari atitude mereka. Biasanya mereka datang berwisata dalam jumlah keluarga kecil, berdua, bahkan ada yang sendirian. Jarang ada turis Barat yang rombongan ramai-ramai sepenglihatan saya. Tipikalnya mereka lebih tenang, tidak berisik, suka menikmati suasana, dan suka berjalan kaki. Dalam berpakaian orang Barat umumnya lebih 'jor-joran', maksudnya mereka sering menggunakan pakaian casual, tas kecil seperlunya dan ponsel ditangan. Dalam hal berfoto mereka tidak brutal, malah terkesan seadanya. Maksudnya seadanya adalah, mereka hanya memfoto diri mereka tidak terlalu banyak, selebihnya adalah memotret objek wisata. Berlainan dengan turis China. Biasanya orang Barat berwisata dalam jumlah hari yang banyak, minimal mungkin satu minggu sehingga ada banyak waktu untuk menikmati suasana di suatu negara. Berbeda dengan orang yang memiliki sedikit hari dan ditarget harus mengunjungi banyak lokasi. Itulah sebabnya orang Barat suka duduk lama atau menikmati suasana di cafe tanpa harus gugup bepergian tempat satu ke tempat lainnya. Oh ya, satu hal lagi yang saya lihat, turis Barat umumnya suka minum-minuman keras sampai mabuk meski tidak semuanya begitu. Minimal yang saya lihat, diskotik dan club malam umumnya dipenuhi oleh orang Barat.

4. Turis India

Turis asal India adalah turis yang paling unik menurut pengalaman saya. Mereka pergi berwisata seperti sedang pergi 'kondangan', ciri khasnya adalah menggunakan baju kemeja, celana panjang dan sepatu. hehehehe. Tidak semua sih memang, tetapi kebanyakan mereka seperti itu. Apalagi kalau bapak-bapak, baju kemejanya bagian bawah dimasukan ke celana. Saya pikir mereka sedang berangkat ke kantor, tapi sebenernya mereka sedang piknik loh. Tidak jarang pula turis India memperlihatkan ciri tradisional mereka, yakni tanda putih atau merah pada dahi. Entah apa artinya, kalian bisa cari di Google sendiri. Ada juga yang memakai tindik/anting-anting di hidung, dan kalau perempuan menggunakan baju tradisionalnya.  Secara umum turis India tidak terlalu berisik, alias wajar-wajar saja. Oh ya, yang unik lagi, saya pernah diajak ngobrol orang India, kalau berbicara itu kepalanya sambil geleng-geleng. hehehe.. Tetapi mereka umumnya bisa berbahasa Inggris kok.

5. Turis Arab

Saat ke Malaysia, saya mengunjungi Genting Highland. Kawasan tersebut terkenal dengan tempat ibadah Buddha bernama Chin Swee dan tempat judi Sky Casino. Nah, uniknya di Chin Swee ternyata banyak turis-turis yang (mungkin) berasal dari Arab, terlihat dari wajah dan cadarnya. Entah dari Saudi, Kuwait, UEA atau negara Arab lain. Saya pikir, jika sedang berwisata mereka tampak menikmati suasana saja. Turis dari negara Arab yang kaya saya lihat kalem-kalem saja dan pastinya tidak berisik. Hampir umumnya turis Arab terdiri dari keluarga kecil, ayah, ibu dan anak-anak. Selain itu turis Arab tidak akan menikmati makanan di restauran Chinesefood karena kemungkinan banyak mengandung 'Pork'. Jadi jangan heran kalau di Kuala Lumpur restauran Arab penuh dengan orang Arab karena mencari yang Halal.

Turis (mungkin) dari Arab berkunjung ke Kuil Chin Swee, Genting Highland


6. Turis Indonesia

Turis Indonesia saya kira adalah turis yang paling ramah. Orang Indonesia tidak akan keberatan jika diajak ngobrol dengan orang asing, tetapi tergantung apakah mereka bisa berbahasa Inggris atau tidak. Sayangnya turis asal Indonesia memiliki beberapa kesamaan dengan turis China. Suatu hari saya sedang breakfast di hotel dikawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur. Tiba-tiba di lobi ada serombongan ibu-ibu dan bapak-bapak dari Indonesia. Tempat sarapan dengan lobi hotel kami bersebelahan. Dipagi yang seharusnya tenang, rombongan ini malah  membuat gaduh, berisik, bercanda dan tertawa keras sekali sambil berfoto-foto. Apakah tidak ada tempat yang bagus lagi selain berfoto di lobi hotel? Tentu saja membuat kami yang sedang makan pagi terganggu. Bahkan staf hotel di belakang tempat sarapan sampai keluar melihat apa yang sedang terjadi. Huuuhhh, menjengkelkan sekali. Kalau ditegur pasti mereka bakal 'ngomel' lebih galak lagi. 

Dikawasan tempat wisata dalam negeri pun kelakuan turis negeri kita sungguh memalukan. Saya ingat betul saat mendaki gunung Sumbing. Dipuncak buntu ketinggian sekitar 3300 MDPL lebih, bebatuan disana sudah penuh dengan coretan dan sampah. Yang saya tidak habis pikir adalah kenapa mereka sempat-sempatnya naik gunung sambil membawa cat semprot? Kemudian di pantai-pantai di dekat daerah saya banyak sekali sampah menumpuk. Sangat merusak keindahan alam. So, sebaiknya mulai sekarang mari kita sama-sama memperbaiki perilaku kita saat sedang berwisata. Jangan bikin malu dan buktikan pada dunia bahwa orang Indonesia juga bisa disiplin.













Komentar