Kekuatan Inggris dan Amerika pada perang dunia 2 di front barat

Lagi-lagi saya sering menemukan komentar-komentar sinis & dibumbui kebencian terhadap negara-negara barat di kolom video Youtube yang menampilkan dokumentasi perang dunia 2. Mereka menganggap Amerika, Inggris, Perancis adalah negara yang lemah dibandingkan Uni Soviet yang bertempur di front timur. Malah netizen di negeri kita banyak yang menyayangkan mengapa Hitler harus tergesa-gesa mengeksekusi operasi Barbarossa. Mengapa tidak menyelesaikan dahulu urusan di front Afrika, kemudian menginvasi Inggris, sampai benar-benar kuat baru Jerman melancarkan serangan ke timur. Nasi sudah menjadi bubur, dan terbukti Hitler bukanlah perancang strategi handal melainkan sebagai orang yang pandai beroasi saja. Jadi benarkan negara-negara barat lemah dan pertempuran front barat tidak berpengaruh? Dengan catatan jika Jerman tidak terkuras habis di front timur.

1. Pertempuran Britania , Jerman kalah telak

Perang dunia baru berjalan sekitar beberapa bulan Jerman sudah sangat dahsyat menghabisi Polandia dan Perancis dengan taktik Blitzkrieg (perang kilat). Inggris yang turut membantu Perancis harus terkoyak pertahanannya, bahkan sejumlah besar pasukan harus di evakuasi secara cepat. Evakuasi terkenal ini dinamai Operasi Dynamo, anda bisa menonton filmnya berjudul Dunkirk. Tetapi itu didarat, bagaimana di udara? Terjadi sebuah pertempuran sengit antara Lufftwafe (AU Jerman) dengan RAF (AU Inggris). Dimulai sejak 10 Juli sampai 31 Oktober 1940. Lufftwafe yang dipimpin oleh tokoh terkenal Nazi, Hermann Goering digadang-gadang bakal mampu meraih kemenangan besar melawan RAF yang dikomandoi Hugh Dowding. Tetapi kenyataannya berbalik, 

Latar belakang perang udara ini adalah Jerman yang ingin mencoba mengebom kota-kota Inggris dengan tujuan sebagai jalan pembuka bagi Operasi Singa Laut. (Unternehmen Seelöwe) Yakni sebuah operasi untuk menginvasi pulau Inggris secara besar-besaran. Ketika itu Lufftwafe sedang dalam masa jaya-nya, dan mengerahkan sekitar 2.550 pesawat, sedangkan Inggris hanya memiliki 1.963 pesawat. Kekuatan tersebut sudah termasuk ditambah dengan sekutu Jerman, yakni Italia dengan pimpinan Rino Corso Fougier. Sedangkan sekutu Inggris yang membantu ialah Kanada sebagai persemakmurannya yang dipimpin Lloyd Samuel Breadner. 

Awalnya AU Jerman sangat percaya diri dengan menghancurkan sebagian kota London, dan tujuan yang spesifik tentu saja adalah pusat-pusat radar. Pada 12 Agustus Jerman berhasil menghancurkan 5 pusat radar AU Inggris. Hal ini membuat Goering semakin yakin akan kekuatan Lufftwafe, dan terbukti Jerman beberapa hari kemudian mengirim total 2000 pesawat pengebom serta pesawat tempur untuk lebih menghancurkan pusat industri AU serta pangkalan RAF. Sayangnya teknologi Inggris jauh lebih maju dari Jerman, mereka berhasil mendeteksi dini kedatangan rombongan Lufftwafe. RAF mampu menyergap dan menembak jatuh 75 pesawat. Sedangkan Inggris hanya kehilangan sekitar 34 pesawat. 

Hingga bulan-bulan terakhir perang, sebanyak 1,542 awak pesawat Inggris telah tewas, sedangkan pihak Jerman lebih banyak mencapai 2,585. Ribuan pesawat Jerman telah hancur, dan sampai seterusnya kekuatan Lufftwafe tidak pernah pulih seperti pada masa awal perang. Kemenangan di pihak Kerajaan Inggris. Operasi Singa Laut batal terlaksana.


2. Operasi Compass

Sepertinya Italia bukanlah Jerman, kekuatan negeri Pizza ini tentu tidak sebanding dengan Nazi Jerman. Alhasil di awal perang front Afrika pasukan Kerajaan Inggris dan persemakmurannya sanggup menghabisi Italia di barat Mesir dan sekitar wilayah Libya. Padahal kala itu kekuatan Italia sangatlah besar, dengan 150 ribu pasukan, 600 tank dan 331 pesawat tempur. Sangat jauh dibandingkan Inggris yang kekuatannya memang sedang banyak berkonsentrasi di benua Eropa. Operasi Compass hanya berlangsung selama 2 bulan saja dengan kesuksesan Inggris, yakni Desember 1940 sampai Februari 1941. Pada hasilnya Tentara ke-10 Italia yang ditugaskan di Afrika utara dalam sekejap dikalahkan Inggris. Pasukan Kerajaan mengejar sisa-sisa tentara Italia yang masih bertahan sampai ke Beda Fomm dan El Agheila di Teluk Sirte. Inggris mengambil alih 138.000 tahanan Italia dan orang Libya yang bergabung dengan Italia, serta ratusan tank, dan lebih dari 1.000 senjata dan pesawat terbang. Sedangkan kerugian Inggris adalah kehilangan 1.900 orang tewas dan terluka, atau sekitar 10 persen dari infanteri. 

Mungkin ini tidak disebut front Barat, melainkan front Afrika. Tetapi tetap saja yang sedang berperang adalah sesama kekuatan Barat.




Komentar